Pengobatan Klinik Dr. Ban Hua
Tanggal 28 Agustus 2019 pukul 03.32 pagi
Saya selaku masyarakat biasa, mencoba menuangkan apa yang menjadi cerita yang menurut saya tidak ada solusi apabila saya komplain dengan mendatangi lokasi.
Kakek saya berusia 79 tahun, akhir - akhir ini beliau mengeluh sakit akibat kecelakaan yang terjadi di bulan lalu di kampung halamannya kota semarang, ia mendapati luka pada kaki Kananny di mata kaki bagian dalam yang dimana kita keluarga masih positif menanggapi cara pengobatannya sampai akhirnya kita semua tau pikiran orang tua seusianya hanya ingin sembuh dan obat - obat apapun di minum padahal sebelumnya ibu saya sempat mengirimkan obat herbal dari toko obat Bancun dan mungkin kakek saya tidak menggunakan aturan pakai yang baik dan benar, kakek saya sebut saja si Mbah tinggal di semarang hanya berdua dengan Om saya atau adik Ibu saya namanya Pidi (imam) aku selalu panggil dia mas Imam karna terbiasa dari aku kecil tinggal dengan mereka dan karena jarak saya dan tante (adik mama) hanya berjarak 2th jadi saya panggil tante dan om itu kakak atau mas panggilan orang lebih tua dari saya.
Si Mbah melakukan pengobatan dengan minum obat apapun itu yang dia yakini bisa sembuh, saya kurang tahu apa saja yang pernah ia minum sampai akhirnya kaki keduanya bengkak, ketika dapat kabar soal Mbah tidak lama tante (Kak intan) jemput mbah ke Semarang dan di bawa ke Jakarta berdua dengan Mas Imam, singkat cerita ya karna di Kampung Semarang BPJS tidak berlaku karna domisili yang Mbah punya Jakarta jadi sebelumnya sudah pernah review tempat pengobatan atau RS dan biayanya itu tidak sedikit jadi terpaksa harus urus BPJS di Jakarta yang masa aktifnya mungkin belum bisa langsung karna harus melewati beberapa proses administrasi. Lanjut menuju topik
Hari - hari si Mbah di jakarta gak pernah tenang karna (mas imam) yang setiap pagi kabur - kaburan, maklum saja om saya ini punya memang ada penyakit (epylepsi) jadi pikirannya terkadang suka tak terkendali misalnya mondar mandir tanpa tujuan dan tidak bisa berpikir keras sedikit karna timbulnya akan kambuh, singkat cerita
Saya memang orang yang jarang ada di rumah dan hanya tau cerita Mbah dari mama soal Mbah sakit dan sering uring - uringan sama Penyakitnya dan sempat beberapa kali mama berupaya untuk bantu Pengobatannya Misalnya di kasih kelapa ijo supaya racun yang ada rutin keluar lewat urine karna observasi yang saya lakukan soal bengkaknya mbah itu kebetulan salah satu teman pernah mengalami hal yang sama jadi ciri pada kaki itu bengkak di bagian Mata kaki sampai dengan telapak ketika di tekan sedikit itu bentuknya gak balik kita semua berasumsi sakit dia serius yang dimana dia juga mengeluhkan selalu buang urine yang banyak tak terkendali, isi perutnya pun merasa selalu penuh.
Hari senin tanggal 26 Agustus 2019 saya sempat ngobrol banyak sama si Mbah karna beliau yang selalu mengeluh ingin pulang (Kampung) tapi saya tahan karna saya niat ingin Mbah sembuh dulu, sampai teman saya sempat sarankan untuk pengobatan alternatif di dr. Ban Hua yang ada di daerah Grogol jakarta Barat, Awalnya saya memang belum sepenuhnya yakin karna biasanya saya lakukan beberapa pengamatan atau review beberapa ulasan terlebih dahulu, tanpa pikir panjang karna teman saya memang pernah melakukan pengobatan di tempat tersebut jadi menurut saya itu ulasan nyata dari pengobatannya. Jadi saya meminta tante saya untuk percaya pengobatan dari klinik Dr. Ban Hua itu dan saya meminta untuk tante dan teman saya itu komunikasi continue supaya lebih paham karna teman saya lebih tau dan akhirnya di tanggal 27 Agustus 2019 tante dan kakek saya sudah datang pagi ke klinik tersebut, tante saya sempat info tempatnya "ini klinik kaya ruko gitu tapi Kayanya belum buka" katanya, dia sempat tanya ke penjaga disitu katanya belum buka (by phone) entah itu admin entah dia hanya bertugas di antrian sayapun kurang paham karna gak ikut menemani karna saya harus kerja, dapat informasi untuk siang hari pukul 15.00 datang lagi karna mungkin Dokter belum ada, Akhirnya mereka pun pulang dulu kerumah untuk istirahat dan berniat untuk berangkat lagi pukul 14.00 siang ini karna asumsi tante saya mungkin lebih baik hadir lebih awal sampai akhirnya mereka berangkat lagi sampai di tujuan saya dapat kabar bahwa kemungkinan buka di sore hari jam 18.00 disitu seketika saya kecewa atas pelayanan yang ada, saya mencoba telpon ke nomor yang tertera di google saya tanya terkait dokter praktek dari pukul berapa "pukul 10.00 - 20.00" saya tanya lagi soal kakek saya tadi pagi sudah datang dan dapat info dtang lagi jam 15.00 namun sudah datang ternyata dapat info jam 18.00 saya hanya meminta kejelasan apakah di pukul 18.00 itu dokter benar datang atau malah bisa lebih malam lagi si admin selalu menjawab "saya tidak tahu bu", saya mengungkapkan kekecewaan karna kakek saya bukan orang yang masih muda yang harus menunggu ber jam-jam untuk periksa dan maksud saya berikan waktu pasti apabila memang dokter baru ada di malam berikan kepastiannya di pukul berapa karna saya tidak mungkin meminta (tante,mbah dan mas imam) untuk pulang lagi karna jarak yang lumayan jauh meskipun saya juga tahu kebanyakan dokter yang buka praktek seperti itu selalu molor waktunya dan disitu saya merasa kenapa harus seperti ini, kita tidak pernah tau apabila terjadi pada pasien lain yang dia sakit parah tapi harus nunggu berjam jam apakah dokter tersebut tahu? Apakah dokter itu merasa bersalah?
Tante saya hanya menunggu sampai di jam 18.00 semangat lagi untuk menunggu, disaat itu saya hanya memantau kabar dan memikirkan si mbah yang kelelahan dan pasti uring - uringan, bayangkan dri pagi jam 08.00 tiba ternyata di infokan jam 15.00 datang lagi, pulang kemudian dtang lagi 14.45 di info malam jam 18.00 logikanya orang tua duduk nunggu selama kurang lebih 3 jam yang dimana kita gak pernah tau beliau (Dr) hadir bisa saja lewat lagi waktunya, saya benar - benar kecewa dan menahan amarah di kantor, tante saya hanya bisa bilang "yaudah mau gimana lagi sabar aja lah, disini juga banyak pasiennya rata2 mereka cerita disini harus sabar-sabar nunggu" disitu aku mulai sedikit tenang meskipun kecewanya tak tertahankan di tambah lagi di kantor saya harus melakukan aktifitas normal dengan rasa hati tidak tenang. Saya berkabar dengan tante saya lagi namun dia bilang masih nunggu 5 pasien lagi, saya sedikit tenang karna saya berasumsi tinggal sedikit lagi dan sampai akhirnya saya pulang karna kelelahan seperti biasa saya tertidur dengan keadaan Hp saya silence mode vibration saja, saya bangun pagi dini hari jam 03.35 hanya baca pesan tante dan salah satu teman saya itu, yang di mana itu cukup menjelaskan betapa kecewanya saya dengan pengobatan klinik tersebut, dimana tante saya mulai lelah, marah, kecewa dan saya paham sekali di posisi itu karna sebelumnya saya pernah mengalaminya tapi yang di alami dia hari ini lebih parah dari saya, sempat saya telpon dia namun tidak ada jawaban dan saya akhirnya coba telpon mama saya untuk tanya si Mbah sudah pulang atau belum mama bilang mereka baru sampai jam 03.00 tadi.
Ini hanya kekecewaan yang saya alami dengan kata lain saya tidak secara langsing merasakannya tapi jadikanlah ini sebuah masukan untuk lebih aware lagi terhadap pasien, kita tidak pernah tahu sampai kapan orang sakit bisa menahan sakitnya lebih lama lagi, kita tidak pernah tahu pengobatan yang baru kita jajaki itu akurat dalam 1x pertemuan atau membutuhkan beberapa kali lagi. Mohon untuk admin ditingkatkan lagi responnya terhadap pasien setidaknya tahu jadwal dokter, atau lebih tepatnya ketepatan waktu sang Dokter.
Terimakasih bagi yang telah membacanya, saya menulis ini berdasarkan kekecewaan yang amat :'( :')
Saya selaku masyarakat biasa, mencoba menuangkan apa yang menjadi cerita yang menurut saya tidak ada solusi apabila saya komplain dengan mendatangi lokasi.
Kakek saya berusia 79 tahun, akhir - akhir ini beliau mengeluh sakit akibat kecelakaan yang terjadi di bulan lalu di kampung halamannya kota semarang, ia mendapati luka pada kaki Kananny di mata kaki bagian dalam yang dimana kita keluarga masih positif menanggapi cara pengobatannya sampai akhirnya kita semua tau pikiran orang tua seusianya hanya ingin sembuh dan obat - obat apapun di minum padahal sebelumnya ibu saya sempat mengirimkan obat herbal dari toko obat Bancun dan mungkin kakek saya tidak menggunakan aturan pakai yang baik dan benar, kakek saya sebut saja si Mbah tinggal di semarang hanya berdua dengan Om saya atau adik Ibu saya namanya Pidi (imam) aku selalu panggil dia mas Imam karna terbiasa dari aku kecil tinggal dengan mereka dan karena jarak saya dan tante (adik mama) hanya berjarak 2th jadi saya panggil tante dan om itu kakak atau mas panggilan orang lebih tua dari saya.
Si Mbah melakukan pengobatan dengan minum obat apapun itu yang dia yakini bisa sembuh, saya kurang tahu apa saja yang pernah ia minum sampai akhirnya kaki keduanya bengkak, ketika dapat kabar soal Mbah tidak lama tante (Kak intan) jemput mbah ke Semarang dan di bawa ke Jakarta berdua dengan Mas Imam, singkat cerita ya karna di Kampung Semarang BPJS tidak berlaku karna domisili yang Mbah punya Jakarta jadi sebelumnya sudah pernah review tempat pengobatan atau RS dan biayanya itu tidak sedikit jadi terpaksa harus urus BPJS di Jakarta yang masa aktifnya mungkin belum bisa langsung karna harus melewati beberapa proses administrasi. Lanjut menuju topik
Hari - hari si Mbah di jakarta gak pernah tenang karna (mas imam) yang setiap pagi kabur - kaburan, maklum saja om saya ini punya memang ada penyakit (epylepsi) jadi pikirannya terkadang suka tak terkendali misalnya mondar mandir tanpa tujuan dan tidak bisa berpikir keras sedikit karna timbulnya akan kambuh, singkat cerita
Saya memang orang yang jarang ada di rumah dan hanya tau cerita Mbah dari mama soal Mbah sakit dan sering uring - uringan sama Penyakitnya dan sempat beberapa kali mama berupaya untuk bantu Pengobatannya Misalnya di kasih kelapa ijo supaya racun yang ada rutin keluar lewat urine karna observasi yang saya lakukan soal bengkaknya mbah itu kebetulan salah satu teman pernah mengalami hal yang sama jadi ciri pada kaki itu bengkak di bagian Mata kaki sampai dengan telapak ketika di tekan sedikit itu bentuknya gak balik kita semua berasumsi sakit dia serius yang dimana dia juga mengeluhkan selalu buang urine yang banyak tak terkendali, isi perutnya pun merasa selalu penuh.
Hari senin tanggal 26 Agustus 2019 saya sempat ngobrol banyak sama si Mbah karna beliau yang selalu mengeluh ingin pulang (Kampung) tapi saya tahan karna saya niat ingin Mbah sembuh dulu, sampai teman saya sempat sarankan untuk pengobatan alternatif di dr. Ban Hua yang ada di daerah Grogol jakarta Barat, Awalnya saya memang belum sepenuhnya yakin karna biasanya saya lakukan beberapa pengamatan atau review beberapa ulasan terlebih dahulu, tanpa pikir panjang karna teman saya memang pernah melakukan pengobatan di tempat tersebut jadi menurut saya itu ulasan nyata dari pengobatannya. Jadi saya meminta tante saya untuk percaya pengobatan dari klinik Dr. Ban Hua itu dan saya meminta untuk tante dan teman saya itu komunikasi continue supaya lebih paham karna teman saya lebih tau dan akhirnya di tanggal 27 Agustus 2019 tante dan kakek saya sudah datang pagi ke klinik tersebut, tante saya sempat info tempatnya "ini klinik kaya ruko gitu tapi Kayanya belum buka" katanya, dia sempat tanya ke penjaga disitu katanya belum buka (by phone) entah itu admin entah dia hanya bertugas di antrian sayapun kurang paham karna gak ikut menemani karna saya harus kerja, dapat informasi untuk siang hari pukul 15.00 datang lagi karna mungkin Dokter belum ada, Akhirnya mereka pun pulang dulu kerumah untuk istirahat dan berniat untuk berangkat lagi pukul 14.00 siang ini karna asumsi tante saya mungkin lebih baik hadir lebih awal sampai akhirnya mereka berangkat lagi sampai di tujuan saya dapat kabar bahwa kemungkinan buka di sore hari jam 18.00 disitu seketika saya kecewa atas pelayanan yang ada, saya mencoba telpon ke nomor yang tertera di google saya tanya terkait dokter praktek dari pukul berapa "pukul 10.00 - 20.00" saya tanya lagi soal kakek saya tadi pagi sudah datang dan dapat info dtang lagi jam 15.00 namun sudah datang ternyata dapat info jam 18.00 saya hanya meminta kejelasan apakah di pukul 18.00 itu dokter benar datang atau malah bisa lebih malam lagi si admin selalu menjawab "saya tidak tahu bu", saya mengungkapkan kekecewaan karna kakek saya bukan orang yang masih muda yang harus menunggu ber jam-jam untuk periksa dan maksud saya berikan waktu pasti apabila memang dokter baru ada di malam berikan kepastiannya di pukul berapa karna saya tidak mungkin meminta (tante,mbah dan mas imam) untuk pulang lagi karna jarak yang lumayan jauh meskipun saya juga tahu kebanyakan dokter yang buka praktek seperti itu selalu molor waktunya dan disitu saya merasa kenapa harus seperti ini, kita tidak pernah tau apabila terjadi pada pasien lain yang dia sakit parah tapi harus nunggu berjam jam apakah dokter tersebut tahu? Apakah dokter itu merasa bersalah?
Tante saya hanya menunggu sampai di jam 18.00 semangat lagi untuk menunggu, disaat itu saya hanya memantau kabar dan memikirkan si mbah yang kelelahan dan pasti uring - uringan, bayangkan dri pagi jam 08.00 tiba ternyata di infokan jam 15.00 datang lagi, pulang kemudian dtang lagi 14.45 di info malam jam 18.00 logikanya orang tua duduk nunggu selama kurang lebih 3 jam yang dimana kita gak pernah tau beliau (Dr) hadir bisa saja lewat lagi waktunya, saya benar - benar kecewa dan menahan amarah di kantor, tante saya hanya bisa bilang "yaudah mau gimana lagi sabar aja lah, disini juga banyak pasiennya rata2 mereka cerita disini harus sabar-sabar nunggu" disitu aku mulai sedikit tenang meskipun kecewanya tak tertahankan di tambah lagi di kantor saya harus melakukan aktifitas normal dengan rasa hati tidak tenang. Saya berkabar dengan tante saya lagi namun dia bilang masih nunggu 5 pasien lagi, saya sedikit tenang karna saya berasumsi tinggal sedikit lagi dan sampai akhirnya saya pulang karna kelelahan seperti biasa saya tertidur dengan keadaan Hp saya silence mode vibration saja, saya bangun pagi dini hari jam 03.35 hanya baca pesan tante dan salah satu teman saya itu, yang di mana itu cukup menjelaskan betapa kecewanya saya dengan pengobatan klinik tersebut, dimana tante saya mulai lelah, marah, kecewa dan saya paham sekali di posisi itu karna sebelumnya saya pernah mengalaminya tapi yang di alami dia hari ini lebih parah dari saya, sempat saya telpon dia namun tidak ada jawaban dan saya akhirnya coba telpon mama saya untuk tanya si Mbah sudah pulang atau belum mama bilang mereka baru sampai jam 03.00 tadi.
Ini hanya kekecewaan yang saya alami dengan kata lain saya tidak secara langsing merasakannya tapi jadikanlah ini sebuah masukan untuk lebih aware lagi terhadap pasien, kita tidak pernah tahu sampai kapan orang sakit bisa menahan sakitnya lebih lama lagi, kita tidak pernah tahu pengobatan yang baru kita jajaki itu akurat dalam 1x pertemuan atau membutuhkan beberapa kali lagi. Mohon untuk admin ditingkatkan lagi responnya terhadap pasien setidaknya tahu jadwal dokter, atau lebih tepatnya ketepatan waktu sang Dokter.
Terimakasih bagi yang telah membacanya, saya menulis ini berdasarkan kekecewaan yang amat :'( :')
Sama,sy jg suka tidak sabar menunggu di ruang tunggu dokter praktik atau sejenisnya
BalasHapus